Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Jumat, 18 November 2011

Rujak Cingur Kuliner Khas Jatim

Rujak Cingur Kuliner Khas Jatim

SALAD tradisional khas masyarakat Jawa Timur, rujak cingur tentu bagi sebagian besar masyarakat Pekalongan dan sekitarnya masih asing terdengar.
Untuk membuat menu ini, bumbu-bumbu yang dibutuhkan adalah seperti olahan petis udang, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/ gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam dan irisan tipis-tipis pisang klutuk. Semua saus/ bumbu dicampur dengan cara diuleg, itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak uleg.
Setelah menjadi bumbu, semua bahan tadi dicampur dengan aneka isi antara lain ketimun, ditambah lontong atau nasi, tahu, tempe, serta sayuran-sayuran seperti kecambah/ tauge, kangkung dan kacang panjang. Setelah dicampur merata dengan bumbu baru dihidangkan. Tidak lupa ditambahkan cingur sebagai menu utama.
Kata cingur berarti mulut, dalam hal ini merujuk pada bahan campuran utama tadi. Berupa mulut atau moncong sapi yang direbus dan rasanya cukul kenyal dan unik.
Hal ini yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan cingur tersebut. Makanan ini juga biasa disajikan dengan tambahan kerupuk.
Bagi masyarakat Jawa Timur atau pernah tinggal disana da kini di Pekalongan dan sekitarnya, yang kangen dengan makanan ini, bisa datang dan mencoba makan rujak cingur ini.
Bisa dibeli di warung khas Jawa Timur yang terletak di Jalan Hos Cokroaminoto Kuripan Lor gang 1 Pekalongan. Rujak cingur di warung kecil itu rasanya sama persis dengan yang dimakan Jawa Timur, terutama yang khas Surabaya dan sekitarnya.
Penjual rujak itu memang berasal dari Bungurasih Sidoarjo Jawa Timur. Jadi jika rasanya pas dan enaknya sama tidak heran. "Saya sudah beberapa tahun ini jualan masakan khas Jawa Timur seperti soto Lamongan, pecel, rawon, dan khususnya rujak cingur. Pembelinya lumayan juga," tutur Dyah Hariati pemilik warung itu.
Dalam sehari bisa laku sekitar 15 sampai 20 porsi setiap hari. Awal buka sebagian besar pembelinya adalah warga pendatang dari Jawa Timur, terutama asal Surabaya dan Malang. Dan juga sering beberapa tamu dari luar kota yang sedang berkunjung ke saudaranya di Pekalongan.
Namun belakangan warga Pekalongan asli juga menikmati menu ini. Ingin menikmati makanan itu, bisa datang ke warung itu dari pukul 10.00 sampai 16.00. (*)

0 komentar