Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Minggu, 27 Januari 2013

Demplot Syngenta Untung Lebih



SAMPEL - Pimpinan PT Syngenta Indonesia di Kabupaten Batang, Agus Sumantoro tengah memberikan penjelasan ke Kepala KKP, IR Megayani Tamrin, atas sejumlah sampel tanaman padi dengan perlakuan produk perusahaannya.

Demplot Syngenta Untung Lebih
*Selisih Untung Hingga Rp3,2 Jutaan
*Panen Perdana di Karanganom

BATANG - PT Syngenta Indonesia menunjukkan tanggung jawab sosialnya dalam mengembangkan proyek percontohan (demplot) tanaman padi di Desa Karanganom, Kecamatan Kandeman. Melalui kerjasama dengan Badan Pelaksana Penyuluh (Bapeluh) dan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) setempat, hasil perlakuan produk obat-obatan tanaman padi dunia ini terbukti mampu menghasilkan selisih keuntungan lebih, hingga Rp3,2 jutaan per hektarnya.
Hal ini terungkap saat kegiatan Farmer Field Day (FFD) Panen Perdana Padi dengan Bupati Batang serta Lomba Cerdas Cermat Kelompok Tani di Desa Karanganom, Kamis (5/07). Hadir dalam kesempatan ini, pimpinan PT Syngenta perwakilan Brebes, Pekalongan, dan Batang, Pimpinan PT Syngenta di Kabupaten Batang, Agus Sumantoro, Wakil Bupati H Sutadi, Kepala Bapeluh Ir Ketut Maridji, Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Ir Megayani Tamrin, Camat Kandeman Yesaya Simanjuntak, BP3K Kandeman, Wonotunggal, Tulis, hingga sejumlah penyuluh dan masyarakat petani.
Sebagai perusahaan multinasional (MNC) yang memproduksi obat-obatan tanaman, PT Syngenta pun memiliki tanggung jawab untuk ikut mengamankan kebutuhan pangan dunia. Sebab pesatnya pertumbuhan penduduk dunia haruslah dimbangi dengan peningkatan produksi pangan.
“Sementara pertumbuhan produk pertanian pangan sendiri kian kompetitif. Saat ini, produk pertanian tak hanya untuk pemenuhan konsumsi, tetapi juga peternakan, gizi, dan bahkan sumber energi baru di tengah terbatasnya sumber energi dunia. Maka kami optimis, bahwa usaha pertanian kian prospektif,” ungkap perwakilan PT Syngenta, Talub.
Sejauh ini, PT Syngenta telah merintis kerjasama demplot tanaman padi di seluruh Jawa Tengah. Termasuk di Kabupaten Batang, yang sementara dipusatkan di Desa Karanganom, Kecamatan Kandeman. Melalui varietas benih padi Inpari 13, kemarin diperbandingkan hasil panen antara analisa usaha tani perlakuan petani dengan perlakuan PT Syngenta.
Benih padi dengan tanggal tanam 10 April 2012 itu, sama-sama dipanen Kamis (5/7) di lahan seluas 1 hektar. Hasilnya, melalui perlakuan Syngenta dengan Total Biaya Produksi (TBP) Rp13.440.000, mampu menghasilkan pendapatan bersih sebesar Rp16.320.000. Sementara hasil perlakuan petani dengan TBP Rp12.878.000, pendapatan bersihnya hanya Rp13.042.000. “Jadi ada selisih keuntungan hingga Rp3,2 juta. Alhamdulillah, dari hasil uji coba, pemakaian Virtako ternyata terbukti mampu menambah anakan, sehingga malai padinya pun meningkat. Kalau malai meningkat, kan pada akhirnya produksi padi juga meningkat,” terang Agus Sumantoro.
Sementara Kepala Bapeluh, Ir Ketut Maridji mengungkapkan, keterbatasan anggaran mendorong pihaknya untuk menggandeng unsur swasta, termasuk PT Syngenta, guna meningkatkan produksi pertanian melalui proyek percontohan. “Temu lapang petani ini ya untuk mengetahui hasil demplot yang telah diterapkan PT Syngenta, memahami potensi padi yang dihasilkannya,” ucapnya.
“Kebetulan, Kecamatan Kandeman ini adalah salah satu dari 12 lokasi pilot project di Jawa Tengah. Hasilnya, sesuai uji lab di Balai Penelitian Pertanian Jawa tengah, produksi padi meningkat menjadi 9,9 ton/hektar. Kita nomor dua se Jateng. Nilai produksi ini lebih tinggi dari kecamatan lain di Batang yang rata-rata hanya menghasilkan 6 ton/hektar,” paparnya menambahkan.
Kegiatan ini juga menjadi media promosi bagi produk-produk yang dipasarkan PT Syngenta Indonesia. Dikatakan Agus, beberapa produk unggulan yang ditawarkan perusahaanya antara lain Virtako yang mendukung bertambahnya malai padi, booster padi Score 250 EC, pemerkuat batang padi Filia 525 SE, serta sejumlah produk obat pengendali hama seperti Amirstartop, Plenium, Klerat, dan Matador 25 EC. (bunda manis)

0 komentar