Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Rabu, 17 September 2014

Tugas Polisi Sangat Rawan



DIALOG - Nurul Huda SH MHum, saat memimpin jalannya kuliah umum dan dialog interaktif bersama Anggota Kompolnas Dr Hamidah Abdurrachman SH MH.

Tugas Polisi Sangat Rawan
*Kuliah Umum dan Dialog Interaktif

UNIKAL - Tugas anggota polisi sangatlah rawan dengan pelanggaran. Hal itu mengingat polisi merupakan perangkat hukum yang memiliki kewenangan yang sangat khas.
Demikian dikatakan oleh Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Dr Hamidah Abdurrachman SH MH, dalam kuliah umum dan dialog interaktif bersama mahasiswa dan civitas akademika Fakultas Hukum Universitas Pekalongan (Unikal), Jumat (12/9).
"Tugas polisi sangatlah rawan, karena dia memiliki kewenangan yang sangat khas, terutama dalam hukum. Semua laporan yang diterima polisi, bisa menjadi hitam dan putih," ujarnya.
Bahkan, saat ini polisi indetik dengan simbol kekerasan yang selalu melekat padanya. Dicontohkan, seperti polisi selalu membawa senjata api, pentungan dan lain sebagainya. "Itu semua merupakan simbol-simbol yang dekat dengan kekerasan."
Disebutkan oleh Hamidah, beberapa kategori pelanggaran yang bisa terjadi dan dilakukan oleh polisi. Seperti, pelayanan yang buruk
. Banyak kasus yang terjadi dan dilaporkan ke kompolnas, katanya, tetapi itu berhubungan dengan pelayanan yang buruk kepada masyarakat. "Citra polisi sejak dulu seperti itu, maka dari itu harus diubah menjadi lebih baik. Seperti slogannya, melayani masyarakat," lanjutnya.
Pelanggaran berikutnya, kata Hamidah, terjadi diskriminasi kasus. Seperti banyak kasus yang terjadi dalam pelanggaran lalu lintas. Anak menteri, anak artis terkena kasus hukum, tetapi tidak atau jauh tersentuh oleh hukum. "Penegakan hukum masih seperti pisau yang hanya tajam ke bawah," tegasnya.
Penyalahgunaan wewenang, menurutnya, juga menjadi daftar kasus tersendiri bagi kompolnas
 karena hampir terjadi dimana-mana. Selain itu banyak tersangka yang mengalami tindak kekerasan. "Terkadang saya berpikir, percuma ada kompolnas. Kalau seperti ini."
Adapula, rekayasa kasus. Banyak hal yang terjadi di lapangan. "Sering kami mendengar hal itu," katanya.
Menduduki tingkat teratas yakni kasus korupsi yang dilakukan anggota polisi. Tentu saja itu menjadi pukulan tersendiri bagi polisi, yang sedang memperbaiki citranya menjadi lebih baik. "Kasus terbesar diantaranya simulator SIM. Dan dari situ terungkap banyak hal yang dilakukan oleh anggota."
Hamidah mengkritisi, bahwa semua itu tidak serta merta menjadi kesalahan para anggota. Namun pemerintah juga turut menjadi penyebab dalam terjadinya pelanggaran-pelanggaran tersebut. "Pemerintah tidak sepenuh hati ingin polisi menjadi lebih bersih. Kalau ingin polisi bersih, maka penuhi dulu saran dan prasarana serta kesejahteraannya yang saat ini masih sangat jauh," bebernya.
Sementara itu Pakar dan Dosen Hukum Unikal Nurul Huda SH MHum menyatakan, sebelumnya terbayangkan tugas anggota Kompolnas itu enak dan nyaman karena dengan berbagai fasilitasnya. Namun setelah mendengar paparan tersebut, dirinya berubah pikiran. "Begitu saya pikir lebih dalam, tentunya anggota Kompolnas penuh dengan resiko dan ancaman. Sebab persoalan tugas polisi tidak sederhana. Daya dukung anggaran negara juga harusnya lebih besar." (bunda manis)

0 komentar