BELUM TERASA - Gejolak ekonomi global yang melanda belum begitu terasa oleh Kospin Jasa Pekalongan, terlihat dari meningkatnya aset pada bulan ini sekitar Rp 1,24 Triliyun.
PEKALONGAN - Krisis ekonomi global yang saat ini masih terjadi, sedikit demi sedikit mulai dirasakan oleh para pelaku bisnis. Dari barang elektronik, industri maupun properti cenderung mengalami peningkatan signifikan. Namun demikian, pada bulan-bulan ini Kospin Jasa mampu membukukan asetnya hingga mencapai sekitar Rp 1,24 Triliyun.
HM Saelany Machfudz, Asisten Pengurus Bidang Sekretariat dan Humas Kospin Jasa Pusat Pekalongan saat ditemui Radar, Selasa kemarin (4/11) di kantornya menuturkan, bahwa Kospin Jasa selama ini belum begitu banyak terpengaruh dengan adanya krisis ekonomi global tersebut. Sebab, dari bulan ke bulan justru terjadi peningkatan terhadap aset perusahaan yang ada di Kospin Jasa Pekalongan. "Ada peningkatan, jadi relatif stabil. Mulai Juli, Agustus, September, Oktober selalu ada peningkatan. Yang terakhir untuk laporan per Oktober ini aset yang dimiliki Kospin Jasa Rp 1,24 Triliyun," tandasnya. Tentu saja ini menjadi prestasi tersendiri bagi perkoperasian Indonesia.
Perhatiannya terhadap sektor riil menjadikan Kospin Jasa tidak begitu terpengaruh adanya krisis ini, sebab dari sanalah masyarakat melihat tingkat kestabilan pada koperasi. "Kospin Jasa selama ini menggarap sektor riil di tingkat bawah, jadi belum begitu banyak berpengaruh. Termasuk seperti simpanan, kini justru semakin meningkat. Sementara orang melihat perbankan terdapat gejolak-gejolak di bank justru mereka akhirnya melihat ke Kospin Jasa," bebernya.
Ketidak adanya pengaruh krisis ini terlihat dari indikasi simpanan dan tabungan yang justru semakin meningkat di kospin jasa. "Saya tidak mau mengatakan di koperasi yang lain," tambahnya.
Namun demikian pihaknya, untuk saat ini perlu berhati-hati dalam memberikan pinjaman. "Untuk pinjaman dalam posisi semacam ini perlu ada selektifitas. Kehati-hatian menjadi pertimbangan utama," terangnya. Untuk Suku bunga pinjaman saat ini masih 1,1 persen, sedangkan bunga efektif 16 persen setahun.
Menurutnya, krisis lebih berdampak pada sektor riil khususnya produk-produk ekspor termasuk batik, kerajinan-kerajinan yang pangsa pasarnya keluar negeri, mebel. "Karena ditingkat ekspor masih lemah," tambahnya. Selain itu, pihak-pihak yang melakukan transaksi mengunakan dollar dan yang bersinggungan dengan saham juga ikut terkena imbasnya.
Strategi-strategi yang dilakukan oleh Kospin Jasa selama krisis ini dengan lebih menggalakkan sosialisasi tentang koperasi dan kelebihan-kelebihannya. "Kami lebih meningkatkan promosi, dengan mengemukakan kelebihan-kelebihannya," terang Saelany.
Apakah ini bisa parah seperti tahun 1997. "Pemerintah sudah melakukan beberapa antisipasi, pengalaman '97 menjadi pengalaman Indonesia tersendiri dalam menangani krisis seperti yang terjadi sekarang. Artinya kita tidak boleh jatuh pada lubang yang sama. Maka dari itu perhatian dari pemerintah cukup luar biasa," tandasnya.
Ditambahkan, perlu juga gerakan cinta rupiah dan produk dalam negeri, "Itu memang satu panggilan kita agar nasionalisme harus ditumbuhkan oleh bangsa ini. Seperti gerakan swadesi di india, dengan cinta produk dalam negeri. Cinta produk sendiri itu penting," tambahnya lagi. (dalal muslimin)
PEKALONGAN - Krisis ekonomi global yang saat ini masih terjadi, sedikit demi sedikit mulai dirasakan oleh para pelaku bisnis. Dari barang elektronik, industri maupun properti cenderung mengalami peningkatan signifikan. Namun demikian, pada bulan-bulan ini Kospin Jasa mampu membukukan asetnya hingga mencapai sekitar Rp 1,24 Triliyun.
HM Saelany Machfudz, Asisten Pengurus Bidang Sekretariat dan Humas Kospin Jasa Pusat Pekalongan saat ditemui Radar, Selasa kemarin (4/11) di kantornya menuturkan, bahwa Kospin Jasa selama ini belum begitu banyak terpengaruh dengan adanya krisis ekonomi global tersebut. Sebab, dari bulan ke bulan justru terjadi peningkatan terhadap aset perusahaan yang ada di Kospin Jasa Pekalongan. "Ada peningkatan, jadi relatif stabil. Mulai Juli, Agustus, September, Oktober selalu ada peningkatan. Yang terakhir untuk laporan per Oktober ini aset yang dimiliki Kospin Jasa Rp 1,24 Triliyun," tandasnya. Tentu saja ini menjadi prestasi tersendiri bagi perkoperasian Indonesia.
Perhatiannya terhadap sektor riil menjadikan Kospin Jasa tidak begitu terpengaruh adanya krisis ini, sebab dari sanalah masyarakat melihat tingkat kestabilan pada koperasi. "Kospin Jasa selama ini menggarap sektor riil di tingkat bawah, jadi belum begitu banyak berpengaruh. Termasuk seperti simpanan, kini justru semakin meningkat. Sementara orang melihat perbankan terdapat gejolak-gejolak di bank justru mereka akhirnya melihat ke Kospin Jasa," bebernya.
Ketidak adanya pengaruh krisis ini terlihat dari indikasi simpanan dan tabungan yang justru semakin meningkat di kospin jasa. "Saya tidak mau mengatakan di koperasi yang lain," tambahnya.
Namun demikian pihaknya, untuk saat ini perlu berhati-hati dalam memberikan pinjaman. "Untuk pinjaman dalam posisi semacam ini perlu ada selektifitas. Kehati-hatian menjadi pertimbangan utama," terangnya. Untuk Suku bunga pinjaman saat ini masih 1,1 persen, sedangkan bunga efektif 16 persen setahun.
Menurutnya, krisis lebih berdampak pada sektor riil khususnya produk-produk ekspor termasuk batik, kerajinan-kerajinan yang pangsa pasarnya keluar negeri, mebel. "Karena ditingkat ekspor masih lemah," tambahnya. Selain itu, pihak-pihak yang melakukan transaksi mengunakan dollar dan yang bersinggungan dengan saham juga ikut terkena imbasnya.
Strategi-strategi yang dilakukan oleh Kospin Jasa selama krisis ini dengan lebih menggalakkan sosialisasi tentang koperasi dan kelebihan-kelebihannya. "Kami lebih meningkatkan promosi, dengan mengemukakan kelebihan-kelebihannya," terang Saelany.
Apakah ini bisa parah seperti tahun 1997. "Pemerintah sudah melakukan beberapa antisipasi, pengalaman '97 menjadi pengalaman Indonesia tersendiri dalam menangani krisis seperti yang terjadi sekarang. Artinya kita tidak boleh jatuh pada lubang yang sama. Maka dari itu perhatian dari pemerintah cukup luar biasa," tandasnya.
Ditambahkan, perlu juga gerakan cinta rupiah dan produk dalam negeri, "Itu memang satu panggilan kita agar nasionalisme harus ditumbuhkan oleh bangsa ini. Seperti gerakan swadesi di india, dengan cinta produk dalam negeri. Cinta produk sendiri itu penting," tambahnya lagi. (dalal muslimin)
0 komentar
Posting Komentar