Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Selasa, 26 Maret 2013

Pekalongan Kota Kenangan, Tidak Bisa Dilupakan



MOBIL JAGOAN - Sebagai orang Pekalongan, berharap ada yang mengikuti jejaknya berkarier di Astra.

Sosok Supranoto CEO PT Astra International Tbk - Isuzu Head Office
Pekalongan Kota Kenangan, Tidak Bisa Dilupakan

Sebagai perantauan sukses, tidak membuat Supranoto lupa akan kampung halamannya Kota Pekalongan. Melalui perusahaanya mencoba turut serta dalam mengembangkan kota asalnya beriringan menjadi lebih baik dan maju. Seperti apa?

Lahir pada pada 19 Juni 1966, Supranoto muda melewati hari-harinya sampai remaja di kota batik, berbagai hal selalu diingat dan dikenang sampai sekarang. "Saya dulu tinggal di Jalan Hasanudin nomor 72, sekarang mungkin sudah ditinggali orang lain. karena sudah dijual oleh orang tua saya sebelum pindah ke Jakarta," tuturnya kepada. "Orang tua saya seperti kebanyakan pengusaha di kota ini, berdagang batik dan kain. Dari pekerjaan itu untuk membiayai saya dan sauadara untuk sekolah," lanjutnya.
Lulus dari SMP Sampangan pada tahun 1982 dan SMA 1 Pekalongan tahun 1985, setelahnya langsung pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer sampai tahun 1990.
Awal berkarir dalam dunia usaha digelutinya menjadi Product Manager di salah satu perusahaan komputer. Sampai akhirnya masuk di grup Astra tahun 1994, yang menjadikannya pribadi yang lebih tangguh dan bertanggungjawab.
Karirnya terus melejit sampai akhirnya sejak awal 2009 diangkat oleh manajemen Astra menjadi Chief Executive Officer (CEO) PT Astra International Tbk - Isuzu Head Office dari jabatan sebelumnya Deputy Director Operations TRAC Astra Rent a Car. "Sambil bekerja saya juga menempuh pendidikan Strata 2 di Sekolah Manajemen Prasetya Mulya dari tahun 1998 sampai 2000," terangnya.
Pria ramah dengan dua putra tersebut mengungkapkan, selama merantau dirinya selalu teringat dengan kota kelahirannya. Sehingga setiap waktu liburan sering mudik untuk mengenang dan sekadar menyegarkan pikirannya. Dia melakukannya dengan senang hati, karena hampir semua teman-temannya masih ada.
"Saya masih sering bolak-balok ke Pekalongan, baik sendiri maupun bersama keluarga. Bahkan anak saya juga suka dengan kota ini, karena dari kecil sudah saya kenalkan," tuturnya semangat.
Untuk itu sebagai pimpinan perusahaan besar di Indonesia, dia ingin bisa memberikan sesuatu untuk tempat kelahirannya. "Saya mesti balik ke Pekalongan, karena ingin di kota ini pula Astra berkontribusi kepada masyrakatnya, dan tidak lupa tetap butuh dukungan banyak pihak agar sama-sama bisa berkembang," harapnya.
"Secara pribadi saya ingin ada putra kota ini yang dapat bergabung dengan kami, termasuk pula pada perusahaan yang berbasis Astra. Sebagai salah satu yang besar, ada kurang lebih 160 ribu karyawan dan 150 perusahaan. Karena sebagai contoh banyak putra Pekalongan yang sukses di perusahaan kami," tuturnya.
Harapannya secara pribadi, dengan adanya invenstasi di kota ini, semoga perekonomiannya bisa lebih. Beriringan dengan kemajuan Astra Isuzu yang sekarang ada.
Menurutnya pasar Isuzu bisa terus meningkat, apalagi hampir semua cabang sudah 3 S (sales, servis & spare part), sehingga sangat memudahkan penggunanya. "Yang berbeda di perusahaan kami adalah, servis after salesnya yang memuaskan. Dari garansi sampai spare part yang komplit, sehingga segala macam kesulitan akan lebih mudah dilayani dengan baik oleh tehnisi kami," urainya.
Produknya juga beragam, dari mobil niaga sampai angkutan, potensi Pekalongan dan sekitarnya yang luas. Terutama untuk daerah pegunungan sangat potensial untuk pasar kendaraan angkut yang tangguh dan berkualitas.
"Pekalongan bagi saya adalah kota kenangan yang tidak bisa dilupakan. Karena
hampir beberapa waktu saya sering mudik kesini. Walaupn tidak ada saudara namun suasana kota dan makanannya yang saya rindukan terus. Seperti makan nasi megono dan tauto asli Pekalongan yang tiada duanya," tuturnya.
"Walaupun sebenarnya di Jakarta ada yang menjual makanan yang sama, namun saya rasa yang lebih nikmat adanya suasana asli dari Pekalongan yang bikin tambah mantap," tutupnya. Semoga kisah ini bisa menjadi semangat anak muda Pekalongan dalam berkarir di bidang apapun. (bunda manis)

0 komentar