Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Rabu, 01 April 2009

Keuntungan Investasi di Obligasi


PEKALONGAN - Ada sebuah pertanyaan bahwa instrumen investasi di pasar modal tidak hanya saham saja. Ada instrumen lain yang disebut obligasi. Apa bedanya antara saham dan obligasi. Mana yang lebih menguntungkan dan mana yang lebih berisiko. Bisakah dijelaskan apa keuntungannya jika kita investasi di obligasi.
Fanny Rifqy El Fuad, Head of Representatives Capital Market Information Centre Pekalongan menjelaskan bahwa instrumen investasi di pasar modal memang tidak hanya berupa saham. Ada instrumen lain yakni obligasi dan ada juga produk-produk derivatif. Masing-masing instrumen memiliki karakter yang berbeda, risiko yang berbeda dan karenanya juga memiliki tingkat imbal hasil yang berbeda.
Saham pada dasarnya adalah bukti kepemilikan atas perusahaan. Jika Anda memiliki saham PT ABC, maka berarti Anda ikut memiliki perusahaan tersebut. Sebagai pemilik, Anda mempunyai hak-hak tertentu, misalnya hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), hak mendapatkan dividen dan hak-hak lain yang melekat sebagai pemegang saham.
Sedangkan obligasi merupakan surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan. Karena itu, pemegang atau pemilik obligasi berhak atas bunga yang dibayarkan oleh perusahaan penerbit obligasi. Bunga biasanya dibagikan dalam waktu tiga bulan sekali, yang jumlahnya sesuai dengan kesepakatan yang sudah dilakukan sebelumnya.
Mana yang lebih untung dan mana yang lebih berisiko antara saham dengan obligasi? Jawaban atas pertanyaan ini sangat relatif. Dalam investasi kita mengenal sebuah paradigma, high risk, high return, low risk, low return. Semakin besar risiko yang dihadapi, semakin tinggi potensi keuntungan yang bakal diraih, juga sebaliknya, semakin rendah risiko, semakin rendah pula potensi keuntungan yang dapat diraih. Dalam hal membandingkan obligasi dengan saham, jelas obligasi memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dari saham. Itu berarti potensi keuntungan obligasi lebih rendah dibandingkan saham. Tapi bukan berarti, saham lebih menguntungkan dibandingkan obligasi.
Sebagai sebuah instrumen investasi, obligasi menawarkan beberapa keuntungan menarik antara lain. Memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon bunga. Hal ini merupakan ciri utama obligasi, dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pendapatan berupa bunga secara rutin selama waktu berlakunya obligasi. Bunga yang ditawarkan obligasi, umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito. Sebagai tambahan, pembayaran bunga obligasi harus didahulukan sebelum perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham. Disamping itu, dalam posisi perusahaan penerbit mengalami likuidasi atau bubar, maka pemegang obligasi memiliki hak yang lebih tinggi atas kekayaan perusahaan dibanding dengan pemegang saham.
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya kupon yang diterima investor dapat berupa; kupon dengan tingkat bunga tetap, kupon dengan tingkat bunga mengambang, dan kupon dengan tingkat bunga kombinasi. Bisa juga obligasi diterbitkan tanpa kupon bunga yang disebut dengan istilah zero coupon bond.Contoh, PT ABC menerbitkan obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 20% selama 5 tahun. Investor A membeli sebanyak 3 obligasi dengan denominasi Rp 50 juta. Dengan kondisi tersebut, maka Investor A akan memperoleh penghasilan sebesar 3 x (20% x 50 juta) yaitu Rp 30 juta setiap tahun atau penghasilan sebesar Rp 7,5 juta setiap tiga bulan.
Keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). Disamping penghasilan kupon, pemegang obligasi dapat memperjualbelikan obligasi yang dimilikinya. Jika ia menjual lebih tinggi dibanding dengan harga belinya maka tentu saja pemegang obligasi tersebut mendapatkan selisih yang disebut dengan capital gain. Jual beli obligasi dapat dilakukan di pasar sekunder melalui para dealer atau pialang obligasi. Jual beli obligasi dinyatakan dalam bentuk prosentase atas harga pokok obligasi. (Tim BEI/dalal muslimin)

0 komentar