Fanny Rifqy El Fuad
PEKALONGAN - Banyak beredar bermacam obligasi di pasar. Tentunya semua emiliki nilai masing-masing. Diantaranya terdapat obligasi zero coupon bond. Dan tentunya semua obligasi memberikan pendapatan berupa bunga kepada pemegang obligasi. Lantas apakah zero coupon bond juga berarti tidak ada bunga yang dibayarkan. Kalau begitu darimana investor obligasi dapat untung.
Fanny Rifqy El Fuad, Head of Representatives Capital Market Information Centre Pekalongan menjelaskan bahwa zero coupon bond atau obligasi tanpa kupon bunga memang salah satu jenis obligasi yang ada di pasar. Untuk pasar di Indonesia, obligasi jenis ini jarang sekali diterbitkan, karena tidak banyak investor yang tertarik. Tapi di bursa efek luar negeri – terutama negara maju – obligasi jenis ini sudah lazim diterbitkan dan pasarnya juga cukup terbuka.
Perbedaan yang mencolok antara obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) dengan obligasi pada umumnya yang ditawarkan dengan kupon bunga adalah ada tidaknya kupon bunga. Sesuai dengan namanya zero coupon bond, obligasi ini memang diterbitkan dengan tanpa kupon bunga. Pertanyaannya, mengapa investor mau membeli. Dari mana sumber imbal hasil bagi investor. Harus diingat bahwa setiap obligasi yang ditawarkan memiliki nilai nominal. Pada awal penerbitan atau penawaran, biasanya obligasi dijual dengan harga nominal 100%. Dalam perjalanannya, harga obligasi juga bisa naik dan bisa turun. Investor bisa menjual pada saat harga obligasi naik dan membeli lagi saat harga turun.
Khusus untuk obligasi tanpa kupon, harga penawaran ditetapkan bukan berdasarkan nilai nominal. Harga penawaran awal untuk obligasi tanpa kupon ditetapkan dengan sejumlah discount tertentu sebagai kompensasi karena obligasi itu tidak mendapatkan bunga.
Gambarannya adalah Perusahaan PT ABC menerbitkan obligasi tanpa bunga senilai Rp 100 miliar dengan tenor sepuluh (10) tahun. Karena obligasi ini dijual tanpa kewajiban bagi penerbitnya membayar kupon bunga, maka sebagai konsekuensinya harga obligasi itu ditawarkan dengan harga diskon. Misalnya diskon 45%. Artinya, obligasi itu dijual dengan harga 55%. Itu berarti, meski nilai obligasi yang diterbitkan Rp 100 miliar, tapi PT ABC selaku penerbit obligasi hanya akan menerima dana Rp 55 miliar. Saat obligasi jatuh tempo, sepuluh tahun kemudian, PT ABC tetap harus membayar Rp 100 miliar.
Jika obligasi itu dibuat dengan denominasi Rp 100 juta misalnya, maka jika investor membeli dengan harga 55% ia hanya membayar Rp 55 juta. Tapi selama 10 tahun, investor tidak mendapatkan pendapatan apa-apa. Investor baru mendapatkan return pada saat obligasi jatuh tempo return berupa capital gain dengan cara menjualnya di pasar.
Gambaran sekilas diatas telah menjawab pertanyaan Anda tentang keuntungan investor pemegang obligasi tanpa bunga. Dalam waktu 10 tahun, dana investor yang Rp 55 miliar akan berkembang menjadi Rp 100 miliar.
Karena sifatnya yang tanpa bunga dan jatuh temponya cukup lama, umumnya investor yang belanja obligasi ini adalah investor yang benar-benar memiliki dana untuk jangka panjang, misalnya lembaga dana pensiun, perusahaan asuransi dan lainnya. (Tim BEI/dalal muslimin)
PEKALONGAN - Banyak beredar bermacam obligasi di pasar. Tentunya semua emiliki nilai masing-masing. Diantaranya terdapat obligasi zero coupon bond. Dan tentunya semua obligasi memberikan pendapatan berupa bunga kepada pemegang obligasi. Lantas apakah zero coupon bond juga berarti tidak ada bunga yang dibayarkan. Kalau begitu darimana investor obligasi dapat untung.
Fanny Rifqy El Fuad, Head of Representatives Capital Market Information Centre Pekalongan menjelaskan bahwa zero coupon bond atau obligasi tanpa kupon bunga memang salah satu jenis obligasi yang ada di pasar. Untuk pasar di Indonesia, obligasi jenis ini jarang sekali diterbitkan, karena tidak banyak investor yang tertarik. Tapi di bursa efek luar negeri – terutama negara maju – obligasi jenis ini sudah lazim diterbitkan dan pasarnya juga cukup terbuka.
Perbedaan yang mencolok antara obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) dengan obligasi pada umumnya yang ditawarkan dengan kupon bunga adalah ada tidaknya kupon bunga. Sesuai dengan namanya zero coupon bond, obligasi ini memang diterbitkan dengan tanpa kupon bunga. Pertanyaannya, mengapa investor mau membeli. Dari mana sumber imbal hasil bagi investor. Harus diingat bahwa setiap obligasi yang ditawarkan memiliki nilai nominal. Pada awal penerbitan atau penawaran, biasanya obligasi dijual dengan harga nominal 100%. Dalam perjalanannya, harga obligasi juga bisa naik dan bisa turun. Investor bisa menjual pada saat harga obligasi naik dan membeli lagi saat harga turun.
Khusus untuk obligasi tanpa kupon, harga penawaran ditetapkan bukan berdasarkan nilai nominal. Harga penawaran awal untuk obligasi tanpa kupon ditetapkan dengan sejumlah discount tertentu sebagai kompensasi karena obligasi itu tidak mendapatkan bunga.
Gambarannya adalah Perusahaan PT ABC menerbitkan obligasi tanpa bunga senilai Rp 100 miliar dengan tenor sepuluh (10) tahun. Karena obligasi ini dijual tanpa kewajiban bagi penerbitnya membayar kupon bunga, maka sebagai konsekuensinya harga obligasi itu ditawarkan dengan harga diskon. Misalnya diskon 45%. Artinya, obligasi itu dijual dengan harga 55%. Itu berarti, meski nilai obligasi yang diterbitkan Rp 100 miliar, tapi PT ABC selaku penerbit obligasi hanya akan menerima dana Rp 55 miliar. Saat obligasi jatuh tempo, sepuluh tahun kemudian, PT ABC tetap harus membayar Rp 100 miliar.
Jika obligasi itu dibuat dengan denominasi Rp 100 juta misalnya, maka jika investor membeli dengan harga 55% ia hanya membayar Rp 55 juta. Tapi selama 10 tahun, investor tidak mendapatkan pendapatan apa-apa. Investor baru mendapatkan return pada saat obligasi jatuh tempo return berupa capital gain dengan cara menjualnya di pasar.
Gambaran sekilas diatas telah menjawab pertanyaan Anda tentang keuntungan investor pemegang obligasi tanpa bunga. Dalam waktu 10 tahun, dana investor yang Rp 55 miliar akan berkembang menjadi Rp 100 miliar.
Karena sifatnya yang tanpa bunga dan jatuh temponya cukup lama, umumnya investor yang belanja obligasi ini adalah investor yang benar-benar memiliki dana untuk jangka panjang, misalnya lembaga dana pensiun, perusahaan asuransi dan lainnya. (Tim BEI/dalal muslimin)
0 komentar
Posting Komentar