PEKALONGAN - Anda pecinta kuliner, terutama bakso? Ya, kehadiran Warung Mungil yang berlokasi di Jalan Wahid Hasyim 37 A ini menambah satu lagi alternatif wisata kuliner di Pekalongan. Yang menyediakan menu spesial bakso bakar nan sehat serta nikmat, dan patut anda coba.
Pemilik Warung Mungil Bakso Bakar, Zidney Hilma (36) menuturkan, pihaknya menyediakan menu bakso yang sehat dikonsumsi masyarakat. Pasalnya, baik dalam pegolahan maupun penyajiannya, dirinya mengaku tidak pernah sedikitpun menggunakan bahan kimia atau penyedap rasa.
"Saya sendiri yang membuat baksonya, dan saya tidak pernah sedikitpun menggunakan bahan kimia atau penyedap rasa, karena itu bisa membahayakan kesehatan konsumen. Dan saya tidak mau itu terjadi pada mereka, karena temanya bakso sehat. Mbak lihat sendiri, dimeja ini nggak ada penyedap rasanya, beda dengan lainnya," ungkap Zidney, begitu sapanya.
Menurut bapak satu anak ini, masyarakat Pekalongan sangat konsumtif sekali, hal itu terlihat meskipun banyak warung yang berdiri, dan hampir di setiap sudut pasti ada, namun masing-masih tetap saja ramai pengunjung. "Saya rasa orang Pekalongan tuh konsumtif . Walaupun banyak warung-warung yang berdiri ya mereka tetap aja laris," ucap pria lulusan Universitas Brawijaya itu.
Saat ditanya alasan dirinya membuka usaha bakso karena selain banyak peminatnya, juga mempunyai potensi sangat bagus. "Saya pilih jualan bakso karena saat orang kenyang bisa makan bakso, dan orang lapar pun bisa makan bakso," imbuh pemilik Warung Mungil Bakso Bakar yang baru berdiri sejak 8 November lalu.
Zidney mengatakan, dirinya tidak sekadar menjual bakso saja, namun lebih kepada rasa khas bakso yang dijualnya. "Saya nggak sekadar bikin orang kenyang dan memanjakan lidah konsumen saja, tapi lebih pada keutamaan kesehatan konsumen. Jadi siapa saja terutama anak-anak bisa makan bakso bakar kami," tuturnya.
Dijelaskan, ada dua alasan mengapa dirinya menggunakan tehnik bakar yakni, untuk menimbulkan cita rasa yang berbeda dan menyajikan dengan atraksi yang berbeda. "Atraksi berbeda disini karena ada aktivitas membakar jadi penyajiannya kan berbeda," katanya lagi.
Selain bakso bakar yang dihargai Rp 7 ribu per porsi, juga tersedia pula aneka rasa jus buah. Nggak rugi deh mencoba keunikan makanan asal Malang tersebut, dan yang tidak kalah penting adalah kerapian dan kebersihannya, sehingga menambah kenyamanan saat menyantap bakso bakar di Warung Mungil.
Sedikit bercerita tentang nama Warung Mungil, nama ini dicomot dari nama Toko Kelontong Mungil milik saudaranya, yang terlebih dahulu berdiri. Kemudian dikembangkan menjadi Warung Mungil Bakso Bakar. (anis)
Pemilik Warung Mungil Bakso Bakar, Zidney Hilma (36) menuturkan, pihaknya menyediakan menu bakso yang sehat dikonsumsi masyarakat. Pasalnya, baik dalam pegolahan maupun penyajiannya, dirinya mengaku tidak pernah sedikitpun menggunakan bahan kimia atau penyedap rasa.
"Saya sendiri yang membuat baksonya, dan saya tidak pernah sedikitpun menggunakan bahan kimia atau penyedap rasa, karena itu bisa membahayakan kesehatan konsumen. Dan saya tidak mau itu terjadi pada mereka, karena temanya bakso sehat. Mbak lihat sendiri, dimeja ini nggak ada penyedap rasanya, beda dengan lainnya," ungkap Zidney, begitu sapanya.
Menurut bapak satu anak ini, masyarakat Pekalongan sangat konsumtif sekali, hal itu terlihat meskipun banyak warung yang berdiri, dan hampir di setiap sudut pasti ada, namun masing-masih tetap saja ramai pengunjung. "Saya rasa orang Pekalongan tuh konsumtif . Walaupun banyak warung-warung yang berdiri ya mereka tetap aja laris," ucap pria lulusan Universitas Brawijaya itu.
Saat ditanya alasan dirinya membuka usaha bakso karena selain banyak peminatnya, juga mempunyai potensi sangat bagus. "Saya pilih jualan bakso karena saat orang kenyang bisa makan bakso, dan orang lapar pun bisa makan bakso," imbuh pemilik Warung Mungil Bakso Bakar yang baru berdiri sejak 8 November lalu.
Zidney mengatakan, dirinya tidak sekadar menjual bakso saja, namun lebih kepada rasa khas bakso yang dijualnya. "Saya nggak sekadar bikin orang kenyang dan memanjakan lidah konsumen saja, tapi lebih pada keutamaan kesehatan konsumen. Jadi siapa saja terutama anak-anak bisa makan bakso bakar kami," tuturnya.
Dijelaskan, ada dua alasan mengapa dirinya menggunakan tehnik bakar yakni, untuk menimbulkan cita rasa yang berbeda dan menyajikan dengan atraksi yang berbeda. "Atraksi berbeda disini karena ada aktivitas membakar jadi penyajiannya kan berbeda," katanya lagi.
Selain bakso bakar yang dihargai Rp 7 ribu per porsi, juga tersedia pula aneka rasa jus buah. Nggak rugi deh mencoba keunikan makanan asal Malang tersebut, dan yang tidak kalah penting adalah kerapian dan kebersihannya, sehingga menambah kenyamanan saat menyantap bakso bakar di Warung Mungil.
Sedikit bercerita tentang nama Warung Mungil, nama ini dicomot dari nama Toko Kelontong Mungil milik saudaranya, yang terlebih dahulu berdiri. Kemudian dikembangkan menjadi Warung Mungil Bakso Bakar. (anis)
0 komentar
Posting Komentar