*Dari 147 KUBE Penerima Bantuan Bergulir P2FM
* Akuntan Publik Nyatakan Wajar Tanpa Syarat
PEKALONGAN - Dari keseluruhan 147 KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang menerima bantuan dari Program Penanggulangan Fakir Miskin (P2FM), yang digulirkan sejak 13 Februari 2007 sampai 29 Agustus 2008. Terungkap 83 KUBE mengalami hutang macet, 45 KUBE hutang lancar, dan 19 KUBE mengalami piutang lancar atau mati suri.Demikian disampaikan Ketua Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Pekalongan Sejahtera H Sudjaka Martana dalam acara rapat tahunan ke-2 tahun anggaran 2008 LKMS 'Pekalongan Sejahtera' di Rusid Setda Pekalongan, Rabu (15/7).
"Untuk menanggulangi yang KUBE macet, kami mengangkat satu karyawan guna menagih hutang KUBE yang macet," ucapnya.
H Anton-sapaan akrabnya menyebut, ada 1500 KK yang menerima manfaat dari KUBE. Karena dengan model bantuan peguliran, terjadi pemerataan akses program penanggulangan kemiskinan. "Kedepan, kami juga akan lanjutkan peguliran bantuan," bebernya.
H Anton mengakui ada hambatan dalam pelaksanaan peguliran bantuan KUBE, yakni tiadanya anggaran untuk tenaga pendamping. Padahal fungsi tenaga pendamping sangat penting untuk mendampingi penerima bantuan peguliran KUBE, sehingga pengelolaan dana tersebut bisa tepat guna, dan tepat manfaat.
Ia membeberkan, bila tahun 2007 untuk tenaga pendamping dibiayai dari pusat, tahun 2008 dari APBD Kota Pekalongan, sedangkan pada tahun 2009 anggaran untuk tenaga pendamping ditiadakan. "Makanya kami harapkan dinas terkait bisa memperjuangkan hal ini (adanya anggaran untuk tenaga pendamping,Red)."
Dalam sambutanya, H Anton juga menyebut bila laporan keuangan LKMS Pekalongan Sejahtera' telah diaudit oleh akuntan independen, yakni Kantor Akuntan Publik Dra Suhartati dan Rekan Cabang Semarang. "Hasilnya dari audit tersebut adalah wajar tanpa syarat. Dengan begitu terbilang kondisi keuangan LMS masih baik," ucapnya.
Dalam acara itu, dilakukan penyerahan hadiah kepada KUBE yang berprestasi. Diantaranya KUBE Sejahtera I dari Kelurahan Dekoro, KUBE Harapan Maju dari Sapuro, KUBE UPKMT dari Banyurip Alit dan KUBE Melati dari Podosugih. Hadir dalam acara itu H Ahmad Rofik BA, para lurah dan Kepala Dinsosnaertrans Sri Wahyuni SH. (dur/wid)
"Untuk menanggulangi yang KUBE macet, kami mengangkat satu karyawan guna menagih hutang KUBE yang macet," ucapnya.
H Anton-sapaan akrabnya menyebut, ada 1500 KK yang menerima manfaat dari KUBE. Karena dengan model bantuan peguliran, terjadi pemerataan akses program penanggulangan kemiskinan. "Kedepan, kami juga akan lanjutkan peguliran bantuan," bebernya.
H Anton mengakui ada hambatan dalam pelaksanaan peguliran bantuan KUBE, yakni tiadanya anggaran untuk tenaga pendamping. Padahal fungsi tenaga pendamping sangat penting untuk mendampingi penerima bantuan peguliran KUBE, sehingga pengelolaan dana tersebut bisa tepat guna, dan tepat manfaat.
Ia membeberkan, bila tahun 2007 untuk tenaga pendamping dibiayai dari pusat, tahun 2008 dari APBD Kota Pekalongan, sedangkan pada tahun 2009 anggaran untuk tenaga pendamping ditiadakan. "Makanya kami harapkan dinas terkait bisa memperjuangkan hal ini (adanya anggaran untuk tenaga pendamping,Red)."
Dalam sambutanya, H Anton juga menyebut bila laporan keuangan LKMS Pekalongan Sejahtera' telah diaudit oleh akuntan independen, yakni Kantor Akuntan Publik Dra Suhartati dan Rekan Cabang Semarang. "Hasilnya dari audit tersebut adalah wajar tanpa syarat. Dengan begitu terbilang kondisi keuangan LMS masih baik," ucapnya.
Dalam acara itu, dilakukan penyerahan hadiah kepada KUBE yang berprestasi. Diantaranya KUBE Sejahtera I dari Kelurahan Dekoro, KUBE Harapan Maju dari Sapuro, KUBE UPKMT dari Banyurip Alit dan KUBE Melati dari Podosugih. Hadir dalam acara itu H Ahmad Rofik BA, para lurah dan Kepala Dinsosnaertrans Sri Wahyuni SH. (dur/wid)
0 komentar
Posting Komentar