Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Senin, 03 Agustus 2009

Perempuan Jadi Korban Kapitalistik

MENERANGKAN - Pemateri saat menerangkan materi dalam Workhsop Integrasi Adil Gender dalam Proses Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Hotel Istana Pekalongan Selasa kemarin (7/7).

PEKALONGAN - Saat ini, banyak perempuan yang menjadi korban kapitalistik, yakni perempuan dijadikan objek sasaran dalam beberapa bisnis yang tidak berspektif gender.Demikian dikatakan Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) IAIN Walisongo Jouharatul Farida MAg dalam Workhsop Integrasi Adil Gender dalam Proses Pembelajaran di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Hotel Istana Pekalongan Selasa kemarin (7/7). "Perempuan banyak yang menjadi korban kapitalistik, sehingga hanya digunakan sebagai objek saja," jelasnya.Dicontohkan dalam bisnis tertentu, banyak ditemukan perempuan menjadi daya penarik dalam setiap pameran di mall-mall. "Dalam pameran-pameran perempuan sering digunakan sebagai pajangan untuk menarik konsumen," imbuhnya.Hal ini sangat disayangkan, mengingat gender juga perlu memperhatikan aspek keadilan bagi semua. Demikian pula dengan adanya tayangan-tayangan televisi yang menampilkan perempuan dalam setiap momentumnya. "Saya paling tidak respek dengan tayangan bukan empat mata atau mata-mata yang lain," jelasnya yang disambut tawa hadirin. Seharusnya, kata Jouharatul Farida MAg, seseorang harus peka terhadap gender sehingga tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak peka terhadap gender. "Perlu dilakukan sosialisasi MBS responsif gender dan merumuskan visi, misi serta tujuan dan sasaran sekolah dengan memasukkan kebutuhan praktis dan strategis. MBS gender juga perlu didukug komite sekolah," jelas Jouharatul Farida MAg. Ia mengatakan, secara kodrati Tuhan tidak membedakan laki-laki dan perempuan, Akan tetapi banyak ketimpangan yang terjadi sehingga menjadikan pandangan bahwa laki-laki lebih utama dari perempuan. "Secara potensi antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan, akan tetapi karena kultur dan pemahaman agama menjadikan perbedaan dalam memandang gender," bebernya. Lebih lanjut Jouharatul Farida MAg, Islam sebagai agama rasional juga tidak membedakan manusia berdasar pada jenis kelamin. Akan tetapi faktanya banyak yang masih memiliki pandangan keliru akan peran-peran perempuan, utamanya diranah publik. (dal)

0 komentar