KEDUNGWUNI - Berawal dari melihat tukang bordir yang sedang membordir pakaian, dengan meggunakan koran bekas, Abah Amat (57) ini mendapatkan ide untuk berbisnis koran bekas. Kini usahanya sudah berkembang yang sudah berjalan selama 30 tahun.
Dituturkan, bahwa pemilik toko koran bekas yang berada di pinggir jalan raya antara Wonopringgo Kedungwuni ini, mendapatkan koran dari Jakarta dan dari daerah lokal lainnya.
Adanya kenaikan BBM beberapa waktu lalu, menjadikan koran bekasnya juga turut mengalami kenaikan harga. "Harga koran sebelum BBM mengalami kenaikan Rp 1.300 per kilonya, namun sekarang naik Rp 3.000 perkilo," jelasnya. Ini mengingat biaya untuk modal dan pemasarannya juga tinggi.
Dijelaskan, dirinya memasarkan koran bekasnya meliputi Wonopringgo, Kedungwuni, hingga Karangdadap. Pihaknya juga melayani pesan antar, namun untuk daerah terdekat saja. Untuk setiap pengantaran dikenai biaya Rp 5.000 hingga Rp 10.000. Tergantung dari jauh dekatnya jarak dan ditempuh dengan menggunakan sepeda motor.
"Dalam sehari kadang bisa menjual antara 30 kg-50 kg koran bekas, bahkan bisa lebih," ungkap bapak dua putra ini. Dalam penjulannya dia tidak mempekerjakan pegawai, karena menurutnya masih bisa ditangani sendiri.
Dirinya berharap tidak akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan koran bekas sehingga usahanya bisa berjalan lancar. (anis)
0 komentar
Posting Komentar