PEKALONGAN - Beragam makanan khas dari Pekalongan bisa dikatakan cukup terkenal. Dari nasi megono yang terbuat dari nangka muda. Pindang tetel, tauto hingga garang asem. Ini merupakan salah satu bagian yang bisa dikembangkan untuk menarik wisata. Misalnya dengan membuat kompleks kuliner.
Makanan khas yang sudah lama malang melintang dan banyak dikenal masyarkat. Diantaranya garang asem di Rumah Makan Haji Masduki yang ada di Jalan KH Mansyur. Purwanto, salah satu karyawan menuturkan, rumah makan yang telah berdiri sejak 20 Oktober 2008 ini merupakan cabang dari rumah makan yang ada di alun-alun Pekalongan yang dulu hanya pedagang kaki lima. "Rumah makan di alun-alun berdiri sejak 1982, namun sudah jualan sejak 1952 oleh Masduki," terangnya.
Dijelaskan, garang asem tebuat dari daging sapi dan otot dengan bumbu yang berbeda. Sehingga memberikan rasa yang khas. "Ini berbeda dengan pindang tetel yang juga menggunakan daging," jelasnya.
Bagi yang pernah mencicipi, tentu akan merasa ketagihan dengan rasa khasnya. Per porsinya dijual dengan harga Rp 9 ribu tanpa nasi dan setiap harinya Rumah Makan H Masduki buka mulai pukul 06.30 hingga 24.00.
Disamping itu, Rumah Makan H Masduki juga menyediakan ruang untuk meeting. Dengan kapasitas hingga 50 orang. "Minimal pemesanan Rp 15 ribu per porsinya," tambahnya. Juga melayani pesanan untuk hajatan baik untuk menu garang asem atau lainnya. Dengan minimal pesanan 100 porsi. "Ada diskon khusus untuk pesanan tertentu," pungkasnya. (dal)
Makanan khas yang sudah lama malang melintang dan banyak dikenal masyarkat. Diantaranya garang asem di Rumah Makan Haji Masduki yang ada di Jalan KH Mansyur. Purwanto, salah satu karyawan menuturkan, rumah makan yang telah berdiri sejak 20 Oktober 2008 ini merupakan cabang dari rumah makan yang ada di alun-alun Pekalongan yang dulu hanya pedagang kaki lima. "Rumah makan di alun-alun berdiri sejak 1982, namun sudah jualan sejak 1952 oleh Masduki," terangnya.
Dijelaskan, garang asem tebuat dari daging sapi dan otot dengan bumbu yang berbeda. Sehingga memberikan rasa yang khas. "Ini berbeda dengan pindang tetel yang juga menggunakan daging," jelasnya.
Bagi yang pernah mencicipi, tentu akan merasa ketagihan dengan rasa khasnya. Per porsinya dijual dengan harga Rp 9 ribu tanpa nasi dan setiap harinya Rumah Makan H Masduki buka mulai pukul 06.30 hingga 24.00.
Disamping itu, Rumah Makan H Masduki juga menyediakan ruang untuk meeting. Dengan kapasitas hingga 50 orang. "Minimal pemesanan Rp 15 ribu per porsinya," tambahnya. Juga melayani pesanan untuk hajatan baik untuk menu garang asem atau lainnya. Dengan minimal pesanan 100 porsi. "Ada diskon khusus untuk pesanan tertentu," pungkasnya. (dal)
0 komentar
Posting Komentar