Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Senin, 19 Oktober 2009

Yamaha Pekalongan Dukung Batik

SERAGAM BATIK - Pimpinan Sentral Yamaha bersama segenap karyawannya saat berfoto dengan mengenakan seragam batik berlogokan Yamaha.

PEKALONGAN - Sebagai bentuk apresiasi dan dukungan dikukuhkannya batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia oleh Badan Dunia UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural) pada 2 Oktober lalu, pimpinan Sentral Yamaha yang berada di Jalan Gajah Mada no 15 mengharuskan karyawannya mengenakan baju batik setiap hari Jumat.
Widi Santoso, Pimpinan Sentral Yamaha Pekalongan menuturkan, "Pekalongan merupakan kota batik, dimana setiap warganya merupakan pengrajin batik. Oleh karena itu kami ingin menunjukkan apresiasi dan identitas sebagai warga Pekalongan yang mencintai batik, maka saya menginstruksikan seluruh pegawai saya untuk mengenakan batik pada setiap hari Jumatnya," ucapnya kepada Radar yang ditemui di ruang kerjanya.
Widi mengungkapkan, jauh sebelum UNESCO mengukuhkan batik sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, dirinya sejak dua tahun yang lalu, telah menginstruksikan kepada seluruh Staff dan karyawannya untuk mengenakan batik. Hal tersebut juga dilakukannya karena adanya himbauan dari Walikota Pekalongan kepada masyarakat untuk mengenakan batik, serta intruksi dari Kantor Yamaha Pusat yakni PT Indoagung Yamaha Sakti. "Pekalongan kan merupakan kota batik dan hampir semua warga merupakan pengrajin batik, jadi dengan adanya imbauan dari walikota tadi, kami merasa lebih senang dan bangga untuk mengenakan batik," beber Widi.
Dijelaskan, sebelum adanya pengukuhan tadi, seluruh Staff dan karyawan di Sentral Yamaha telah mengenakan batik setiap hari Jumatnya, namun saat itu baju batiknya belum seragam. Dan pihaknya juga mempunyai seragam batik warna biru, yang berlogokan Yamaha pada kantong bajunya.
Dengan seiring berjalannya waktu, seragam batik yang berwarna biru tersebut kini telah menjadi pudar warnanya, sehingga perlu perlu pergantian supaya terlihat lebih menarik, dan berbeda. "Dulu belum dikoordinir, jadi baju batik yang mereka kenakan adalah baju milik pribadi, sehingga berbeda-beda. Dan karena seragam batik warna biru yang dulu sudah pudar, maka mulai per Oktober ini kami membuat seragam batik dengan warna yang berbeda yakni merah," tambahnya saat ditemui kemarin.
Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan supaya ada perbedaan dari yang sebelumnya, tanpa menghilangkan identitas atau logo Yamaha. Untuk seragam pria dan wanita oleh pihaknya sengaja dibuat berbeda, sebab model baju wanita memang beda dan sangat dibutuhkan, supaya mereka tampil lebih menarik dan modis, tanpa menghilangkan motif batiknya.
Lebih lanjut, katanya, dengan mengenakan batik siapapun orangnya akan terlihat lebih berwibawa, efisien, memberikan kesan elegan dan lebih ekonomis. Dirinya berharap, semua perusahaan yang ada di Pekalongan mengenakan baju batik meskipun sekali dalam seminggu, tanpa sedikitpun mengurangi dan melepaskan atribut atau identitas dari perusahaan tersebut.
"Kita harus menyesuaikan dengan suhu di Kota Pekalongan, siapapun orangnya, baik itu yang datang dari Semarang, Pati atau Kota lainnya, yakni dengan mengenakan batik tadi. Seperti saya ini mbak," tambahnya sembari tersenyum.
Kendati Pimpinan Sentral Yamaha ini berasal dari Kota Semarang, dan bukan asli orang Pekalongan, namun dirinya merasa bangga dan senang mengenakan batik. "Meskipun saya bukan orang Pekalongan, tapi saya bangga mengenakan batik. Kita harus bisa memberikan contoh dengan mengenakan baju batik pada pada orang-orang, khususnya pendatang. Kalau masyarakat Pekalongan tidak ada yang mengenakan batik, apalagi orang lain," pungkas Widi. (anis)

0 komentar