Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

Blogroll

BISNIS ANDA KITA

Selasa, 03 November 2009

Antara Harga Saham dan Nilai Saham

PEKALONGAN - Kalau diperhatikan daftar harga saham yang ada di media massa, cukup banyak saham yang harganya murah di bawah Rp 200 atau di bawah Rp 100. Tapi, anehnya saham yang murah-murah ini jarang ada transaksi, kalaupun ada kecil sekali. Disisi lain ada banyak saham yang harganya mahal, tapi nilai transaksinya besar sekali. Yang menjadi pertanyaan, mengapa harga saham murah jarang yang mau beli, sebaliknya mengapa harga saham yang mahal, banyak sekali investor yang beli. Ini bisa dilihat dari nilai dan volume transaksi yang setiap hari ada di media massa.
Fanny Rifqy El Fuad, Head of Representatives Capital Market Information Centre Pekalongan menjelaskan, kita memang harus cukup jeli dalam mengamati hal ini. Memang betul ada fenomena yang tersebut. Banyak saham yang harganya murah tapi jarang investor yang mau membeli atau bertransaksi, tapi banyak saham yang harganya mahal tapi justru banyak investor yang membeli atau mentransaksikannya.
Untuk memahami penjelasan ini, sebaiknya dibedakan antara pemahaman harga saham dengan nilai saham. Harga saham disebut murah bukan berarti harganya rendah, sebaliknya harga saham yang disebut mahal bukan berarti harganya tinggi. Disini ada dua terminilogi yang berbeda antara harga dan nilai.
Lebih jelasnya perhatikan ilustrasi berikut. Kita coba membandingkan dua jenis perusahaan yang bergerak di sektor yang sama dengan size yang sama. Kondisi lainnya bersifat cateris paribus. Perbedaan dua perusahaan ini hanya terletak pada jumlah sahamnya saja dan harga saham di pasar. Perusahaan PT XYZ memiliki modal disetor Rp 100 miliar dengan total jumlah saham sebanyak 1 miliar lembar dan nilai nominal Rp 100. Harga saham XYZ di pasar ditransaksikan pada harga Rp 200.
Sementara PT ABC yang bergerak di sektor yang sama memiliki modal disetor Rp 100 miliar, tapi jumlah sahamnya 100 juta lembar. Harga saham XYZ di pasar diperdagangkan pada Rp Rp 1.500.
Sekilas tampak bahwa saham PT ABC lebih mahal dibandingkan saham PT XYZ. Padahal yang sebenarnya tidaklah begitu. Kapitalisasi pasar PT XYZ mencapai Rp 200 miliar, sedangkan PT ABC hanya Rp 150 miliar. Dari sisi ini tampak bahwa sebenarnya harga saham PT XYZ di pasar Rp 200 lebih mahal dibandingkan dengan harga saham PT ABC yang Rp 1.500. Secara logika, investor akan lebih suka membeli saham PT ABC meskipun harganya Rp 1.500, karena masih lebih murah dibandingkan PT XYZ.
Begitupun dengan fenomena yang terjadi di pasar modal. Dua jenis saham di sektor yang sama yang satu harganya Rp 8.000-an dan yang satu lagi harganya Rp 150-an. Hal ini bukan berarti saham yang harganya Rp 150-an lebih murah dibandingkan dengan saham yang harganya Rp 8.000-an. Nilai Rp 150 memang lebih rendah dibandingkan Rp 8.000, tapi ini bukan berarti lebih murah. (dal)

0 komentar